Monday, October 27, 2008

Setiap Anak Memiliki Kecerdasan

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia diberi bentuk yang terbaik dibanding makhluk lainnya, diberi akal fikiran, dan diberi keinginan atau yang sering disebut nafsu. Ini artinya manusia lahir dengan membawa potensi alamiah dan perlu untuk dikembangkan setiap potensinya sejak dini. Tentunya potensi-potensi yang baik yang perlu dikembangkan. Itulah wujud dari rasa syukur atas kesempurnan manusia yang diberikan oleh Allah.
Masih banyak orang tua kurang percaya terhadap kecerdasan anaknya. Masih banyak orang yang melihat kecerdasan hanya dari satu sisi, yaitu kecerdasan intelektual. Sementara dengan berkembangnya ilmu pengetahuan ditemukan bahwa bukan hanya IQ yang bisa menjawab tentang kesuksesan seseorang. Hal ini dapat meminimalisir keresahan orang tua bahkan bisa menjadi jawaban agar orang tua lebih bisa memahami persoalan kecerdasan anak.
Kecerdasan diartikan sebagai kesempurnaan perkembangan akal budi (kepandaian atau ketajaman pikiran). Dengan kata lain, setiap orang yang memiliki ketajaman pikiran disebut orang yang cerdas.
Kecerdasan seseorang memiliki berbagai dimensi. Ada kecerdasan yang muncul secara alami ada pula yang muncul melalui proses. Kecerdasan yang muncul secara alami dan ini pemberian Allah SWT sejak lahir disebut intelligence Quotient (IQ). Terutama pada pertumbuhan awal, yakni golgen age. Pertumbuhan pada masa-masa keemasan. Ada juga kecerdasan yang muncul melalui proses pendewasaan pikiran, mengolah perasaan, dan hati, yang disebut Emotional Quotient (EQ). Ada juga kecerdasan yang muncul melalui penghayatan, pemahaman, dan pendalaman tentang agama, yang disebut Spiritual Quotient (SQ). Ada lagi kecerdasan yang muncul dari sebuah keinginan untuk mengubah hambatan menjadi peluang, yang disebut Adversity Quotient (AQ).
Setiap kecerdasan yang muncul pada masing-masing pribadi merupakan ketajaman pikirannya, baik itu yang muncul secara alami, maupun yang muncul melalui proses pengasahan. Kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing pribadi harus selalu dikembangkan agar potensi terus melejit.
Ini pula yang menjadi kata kunci bagi guru dan orang tua yang masih beranggapan bahwa IQ adalah segala-galanya. Sehingga ketika melihat anak yang IQ rendah, seolah-olah sudah tidak memiliki masa depan. Padahal, masih ada kecerdasan lain yang perlu dikembangkan.
Orang tua yang memiliki anak dengan IQ di bawah rata-rata, tidak perlu cemas dan merasa masa depan mereka akan suram. Yakini bahwa anak-anak kita memiliki masa depan yang cerah. Berikan sandaran yang kuat bahwa Allah yang akan menentukan masa depan anak-anak kita. Kesuksesan abadi ada pada penentu kebijakan abadi, Dialah Sang Pencipta yang selalu mendengar hamba-hambanya yang memohon. Inilah kesuksesan yang hakiki. Kesuksesan tanpa petunjuk ilahi robbi hanyalah kesuksesan semu. Untuk itulah kecerdasan emosional (emotional quotient) dan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) perlu dibangun sebagai landasan utama dan pertama di lingkungan keluarga.
Daniel Goelman yang memopulerkan kecerdasan emosional, dalam sebuah penelitiannya memberikan sebuah kesimpulan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) menentukan sukses seseorang sebesar 20%. Sedangkan kecerdasan emosional (EQ) memberikan kontribusi 80% bersamaan dengan kecerdasasan spiritual (SQ).
Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual”, memberikan satu solusi bahwa untuk membangun kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) menggunakan pijakan prinsip 6 rukun iman dan 5 rukun Islam. Rukun iman yang 6 itu merupakan prinsip membangun mental yang dipaparkan sebagai berikut: Prinsip satu, star principle, prinsip bintang, iman kepada Allah. Prinsip dua, angel principle, iman kepada Malaikat. Prinsip tiga, leadhership principle, prinsip kepemimpinan, iman kepada rasulullah. Prinsip empat, learning principle, prinsip pembelajaran, iman kepada Al-Qur’an. Prinsip lima, vision principle, prinsip masa depan, iman kepada hari akhir. Prinsip enam, well organized principle, prinsip keteraturan, iman kepada qodlo dan qodar.
Sementara 5 rukun Islam, sebagai prinsip ketangguhan pribadi, personal strength dapat dijabarkan sebagai berikut: Langkah satu, mission statement, penetapan misi, persaksian, melafalkan dua kalimah syahadah. Langkah dua, character building, pembangunan karakter, selalu mendekatkan diri kepada Allah, dalam wujud shalat. Langkah tiga, self controlling, pengendalian diri, dengan banyak berpuasa, baik yang sunnah maupun yang wajib. Langkah empat, social strength, ketangguhan social, diwujudkan dalam membayar zakat, Langkah lima, total action, aplikasi total, diwujudkan dalam pelaksanaan ibadah haji.
Profesor Howard Gardner menawarkan konsep yang dihasilkan dari hasil sebuah penelitiannya bahwa manusia memiliki paling tidak sembilan “pusat kecerdasan”, bahkan lebih. Hal ini memberikan peluang kepada setiap manusia untuk mengembangkan setiap kecerdasan yang dimilikinya. Ingat, bahwa manusia memiliki potensi dan karakter kecerdasan yang berbeda. sembilan kecerdasan itu adalah, kecerdasan spiritual, kecerdasan linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetis-jasmani, musical, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Agar kecerdasan yang dimiliki anak bisa dikembangkan secara maksimal, maka sekolah dan orang tua dituntut memiliki kepedulian dalam mengasah kecerdasan yang dimiliki anak. Orang tua tidak perlu cemas, yakini bahwa setiap anak memiliki kecerdasan dan perlu diasah agar potensi yang dimiliki saat ini bisa dikembangkan dengan baik. Sehingga kelak anak-anak kita menjadi anak yang sukses dunia dan akhirat.

1 comment:

belajar untuk berbagi said...

Terlambat sebenarnya, tetapi saya baru melongok tulisan Anda malam ini. Cukup menarik, tetapi ada beberapa hal yang mengusik. Sepanjang yang saya tahu, huruf Q pada EQ maupun SQ bukan merujuk pada quotient, melainkan intelligence. Ini memang tampak sepele. Tetapi sangat mendasar implikasinya. Atau saya yang belum sampai ilmunya sehingga sampai hari ini belum menemukan istilah emotional quotient dari literatur akademik yang saya baca?
'Alaa kulli hal, tulisan Anda sangat mencerahkan.
Salam hangat,
MOHAMMAD FAUZIL ADHIM
www.kupinang.co.cc
www.sekolah-laris.co.cc