Tuesday, September 17, 2013

Ayo Berkurban

Sesungguhnya Kami telah memberimu nikmat yang banyak. Oleh karena itu, dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang yang membencimu itu terputus dari rahmat Allah. (Q.S. Al-Kautsar: 1-3)
   
Bulan Dzulhijjah, tapatnya tanggal 10 hingga 13,  telah disyariatkan bagi ummat Islam untuk menunaikan ibadah kurban, yaitu menyembelih binatang ternak seperti kambing, lembu, atau onta. Selanjutnya daging binatang yang sudah disembelih dan dicincang ini dibagikan kepada masyarakat agar bisa dinikmati.
            Ibadah kurban bukan agenda ritual tahunan, bukan sekedar untuk menyembelih dan mengalirkan darah binatang untuk dikurbankan dan dibagikan kepada masyarakat. Lebih dari itu, ibadah kurban memiliki makna dan nlai rohaniah yang sangat dalam serta membangun nilai sosial yang sangat besar. Nilai-nilai inilah yang perlu ditanamkan kepada anak agar tumbh keinginan dan pembiasaan untuk berkurban.
            Pertama, ibadah kurban adalah wujud rasa syukur seorang hamba kepada Tuhan. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah dan manusia tidak mungkin untuk bisa menghitung nikmat itu. Dengan nikmat yang banyak, manusia diminta untuk menunjukan bentuk syukur dengan sholat yang pelaksanaannya rutin dalam sehari lima waktu dan ditambah dengan sholat sunnah, baik rowatib maupun nawafil, termasuk salat ’Id. Selain itu diminta juga  untuk berkurban.
            Dalam perintah ini ada dua bentuk ibadah yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur, yaitu keistiqomahan dalam menjalankan sholat agar selalu mengingat kebesaran Allah. Ibadah ini tidak perlu  mengeluarkan harta, yang dibutuhkan hanya keihlasan dan kekhusukan. Berikutnya adalah berkurban dengan mengeluarkan sebagian harta yang diwujudkan melalui binatang ternak.
Kedua, ibadah kurban menunjukkan nilai ketakwaan kepada Allah. Manusia yang merasa takut kepada Allah, maka rela mengorbankan apa saja sebagai bentuk ketaatan. Jangankan harta benda, anak yang dicintai pun rela dikorbankan jika itu adalah bentuk pengabdian kepada Allah. Itulah gambaran yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as terhadap putra semata wayang, Nabi Ismail as.
            Allah memberikan isyarat di dalam surat Al-Hajj ayat 37, ”Bukan daging dan darahnya yang sampai kepada Allah, melainkan takwamu.” Ayat ini memberikan gambaran bahwa niat dan motivasi dalam berkurban sebagai ukuran. Bukan berat dan besarnya binatang, bukan seberapa banyak darah yang mengalir, tetapi seberapa besar rasa kecintaan, kesetiaan, kepatuhan, dan keihlasan manusia dalam menjalankan syariat untuk berkurban.  
            Ketiga, ibadah kurban memiliki nilai sosial yang teramat besar. Dengan memberikan daging untuk dibagikan kepada masyarakat, maka bisa membantu mereka yang mengalami kesulitan terkait dengan kondisi yang ada. Tidak sedikit saudara kita yang belum bisa menikmati daging kambing atau lembu. Dengan agenda kurban di bulan Dzuhijjah ini, mereka bersama bisa memperoleh kebahagiaan untuk makan daging kurban. Minimal dalam setahun bisa menikmati satu kali.
            Keempat, ibadah kurban memiliki nilai motivasi tinggi untuk berbagi karena yakin bahwa dengan berbagi tidak akan pernah rugi. Dalam sejarah tidak ada orang yang mengalami kemiskinan karena banyak berbagi. Justru yang banyak dijumpai bahwa semakin banyak berbagi, maka semakin banyak pula rizki sebagai pengganti.
Maskipun begitu banyak nilai positif dari ibadah kurban, tak sedikit yang enggan untuk menunaikan.  Berbagai alasan untuk menghindari syariat ini. Ada yang berdalih karena masih banyak kebutuhan hidup. Ada pula yang berpendapat belum ada rizki dan berbagai macam alasan untuk tidak berkurban. Padahal sesungguhnya harta melimpah dan bisa untuk menunaikan kurban. Ini adalah bentuk pembohongan terhadap diri sendiri, tentunya berakibat pada diri sendiri juga.
Untuk bisa menunaikan kurban dengan penuh keikhlasan dibutuhkan latihan. Untuk itulah anak-anak diajari berkurban sejak dini dengan cara menabung. Ada yang uang tabungan satu anak bisa dibelikan satu ekor kambing, bahkan bisa menjadi sapi/lembu. Ada juga yang dikumpulkan jadi satu baru bisa dibelikan binatang ternak. Ini semua dilakukan dalam rangka melatih untuk berkurban, melatih untuk berbagi, melatih untuk memaknai nilai-nilai kurban yang setiap tahun dilaksanakan. Dengan penanaman nilai-nilai yang positif sejak dini terbentuk dorongan dan kesadaran untuk berkurban.