Sunday, February 24, 2013

Kata Menyenangkan Menumbuhkan Kepercayaan

Oleh: Najib Sulhan


Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat Tuhamnu yang kamu harapkan kedatangannya, ucapkan sajalah kepada mereka ucapan yang menyenangkan hatinya. (Q.S. 17/Al-Isra’:28)
Dalam tafsir Az-Zikra, ayat di atas dimaknai dengan memberikan bantuan orang lain. Jika seseorang sedang dalam kekurangan, sedang untuk menolak permintaan orang-orang yang miskin itu tidak pula sampai hati, sementara masih ada harapan baik akan mendapatkan rezeki yang lumayan, maka untuk menolaknya itu hendaklah mempergunakan kata-kata yang bisa menentramkan atau menyenangkan hati.
          Ucapan yang menyenangkan kati senantiasa memberikan harapan dan kepercayaan kepada yang diajak bicara. Ucapan yang menyenangkan adalah ucapan solutif.  Ucapan yang solutif selalu memberikan alternatif terbaik dan tidak mengecewakan. Ucapan yang menyenangkan senantiasa membangkitkan optimis. Ucapan solutif memberikan pertolongan. Ucapan yang solutif jauh dari kata-kata profokatif. Jauh dari kata-kata yang membingungkan.
Menjadi orang yang mampu memberikan solusi akan lebih bermakna, lebih bermanfaat, dan sangat dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari. Siapapun yang datang untuk meminta bantuan, senantiasa diberikan alternatif dengan kata-kata yang menyenangkan, bukan kata-kata yang mengecewakan. Berbahagialah orang-orang yang bisa memberi dan bisa berbagi. Yakinlah bahwa dengan banyak berbagi tidak akan rugi. Justru dengan banyak berbagi, rizkiakan selalu menghampiri.
Bersyukurlah ketika banyak orang yang datang kepada kita untuk meminta pertolongan. Dengan banyaknya orang minta pertolongan sesungguhnya hidup ini mempunyai warna yang indah, mempunyai makna untuk semua. Orang yang datang kepada kita tidak selalu minta bantuan berupa finansial. Banyak juga yang minta bantuan untuk menyelesaikan masalah dalam rumah tangga atau hal-hal yang lain.
Permintaan bantuan tidak semua bisa dipenuhi. Kadang bisa karena dalam kondisi yang baik. Namun kadang, kondisi memungkinkan untuk tidak memenuhi. Saat tidak bisa memenuhi, maka perlu disampaikan dengan kata-kata yang menyenangkan hati, kata-kata yang menentramkan jiwa, kata-kata yang bisa memberikan solusi. Meskipun permintaan tidak bisa terpenuhi, jika ada kata-kata yang menentramkan, kata yang menyenangkan, maka hilanglah rasa kecewa..
Orang tua mempunyai pengalaman yang lebih jika dibandingkan dengan anak. Minimal pengalaman usia hidup yang lebih lama. Hal yang wajar jika anak harus banyak belajar dari orang tua. Sebaliknya, wajar pula jika orang tua harus bisa memahami anak. Tidak sebaliknya, anak-anak yang selalu diminta untuk memahami orang tua. Jika orang tua sudah bisa memahami anak, tentunyaanak akan memahami orang tua pula.
Banyak hal yang belum diketahui oleh anak. Pada saat-saat tertentu anak-anak akan minta dibimbing oleh orang tua. Hal yang kecil, ketika anak sedang belajar, anak-anak mengalami kesulitan dari  tugas yang diberikan oleh guru, maka di sini peran orang tua cukup besar.  Mungkin orang tua tidak bisa menjawab secara langsung pertanyaan itu. Namun dengan mendampingi, kemudian memberikan motivasi dengan kata-kata yang baik dapat membuat anak semangat untukmencari jawabannya.
Bisa dibayangkan, ketika anak bertanya kepada orang tua, sementara orang tua tidak memberikan respon positif dan hanya menyalahkan anak, maka anak tidak akan mau bertanya lagi ke orang tua. Anak menganggap orang tua tidak bisa memberikan solusi. Hilangnya kepercayaan anak kepada orang tua berawal dari komunikasi yang kurang sinergi.
Itu baru persoalan kecil terkait pendampingan belajar anak. Belum lagi ketika masuk usia remaja. Permasalahan anak semakin banyak dan pelik. Mulai masalah pelajaran, ingin mendapatkan perhatian, butuh pengakuan, masa pubertas, dll. Di saat seperti anak butuh pendampingan dati orang tua. Kata sahabat Ali bin Abi Tholib, ”Perlakukan anak remaja seperti teman”. Artinya, orang tua bisa dijadikan tempat curhat terhadap masalah yang dihapi oleh anak.
Dari hasil observasi yang pernah saya lakukan terkait dengan problem yang dihadapi anak, ternyata ketika anak-anak remaja mempuyai masalah, justru jarang curhat ke orang tua.  Lebih banyak mereka curhat ke sahabat. Ada yang curhat melalui facebook. Ada juga yang tidak menemukan tempat curhat, sehingga hanya jalan-jalan, main gitar, bahkan hanya menangis menyendiri di dalam kamar. Di sekolah, BK belum bisa menjadi solusi. Kebanyakan BK menjadi polisi yang ikut menyalahkan anak.
Alasan cukup sederhana. Banyak yang beralasan orang tua tidak punya waktu untuk mendengarkan persoalan anak. Mendengarkan saja tidak ada waktu, apalagi memberikan solusi. Ada juga yang marah-marah ketika ada masalah yang dihadapi oleh anak dan menyalahkan ke anak. 
Sudah waktunya, orang tua di rumah dan guru di sekolah, terutama BK mampu   membantu memberikan solusi bagi anak-anak remaja saat ini. Persoalan yang terjadi pada anak kita saat ini  bukan semata-mata kesalahan mereka, tetapi karena  kehilangan figur panutan.

No comments: