Wednesday, January 4, 2012

Anak-anak Butuh Imunitas

Maka sesungguhnya di samping kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya di samping kesulitan ada kemudahan. Karena itu, bila engkau telah selesai dari satu pekerjaan, maka kerjakan pula pekerjaan berikutnya. (Q.S Al-Insyirah: 5-7)
Banyak hal yang perlu dijadikan pelajaran di dalam kehidupan sehari-hari ini. Ada pelajaran dari kegagalan dan ada pelajaran dari kesuksesan. Ada pelajaran dari diri sendiri dan ada pelajaran dari orang lain. Bahkan banyak pula kita mengambil pelajaran dari lingkungan sekitar.
Ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah di bawah ini. Mungkin kalian pernah membaca atau mendengar cerita di bawah ini. Namun demikian, tidak ada salahnya jika di awal tahun ini kita mencoba mempelajari ulang.
”Ada seekor kupu-kupu yang berada di dalam kepompong. Dalam waktu yang cukup lama, kupu-kupu yang ada di dalam kepompong ini bergerak-gerak untuk keluar dari kepompong. Namun usahanya belum membuahkan hasil, selalu gagal.
Pada waktu yang bersamaan, ada seorang lelaki yang melihat kejadian itu. Dia mencoba mengamati apa yang dilakukan oleh kupu-kupu. Ternyata berjam-jam ditunggu tak juga keluar. Lelaki ini merasa kasihan. Ia mencoba membantu mengeluarkan kupu-kupu dari kepompong.
Lelaki itu mengambil gunting kemudian mengeluarkan kupu-kupu itu dari kepompongnya. Dalam waktu yang singkat kupu-kupu itu keluar dalam keadaan yang lemah tak berdaya. Lelaki ini berharap kupu-kupu ini bisa terbang seperti kupu-kupu lainnya. Tapi kenyataannya, kupu-kupu ini mengalami kesulitan untuk terbang. Bahkan tidak bisa terbang. Kupu-kupu hanya bisa berjalan. Itupun tidak sempurna.”
Cerita di atas sejalan dengan apa yang dibimbingkan oleh Allah kepada manusia. Allah mengajarkan kepada manusia agar tidak menjadi pemalas. Bahkan Allah menjanjikan jika seseorang mengalami kesulitan di awal waktu, pasti aan menemukan kebahagiaan di akhirnya.
Cobalah perhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita. Orang-orang yang sukses, bukan berangkat dari kemalasan. Orang-orang sukses memiliki sejarah perjuangan dalam hidup. Perjalanan hidup itulah jejak-jejak yang perlu dipejari.

Tidak sedikit orang yang hidup dari kalangan keluarga tidak mampu justru menjadi sukses. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang hidup dari kalangan keluarga sukses, justru terpuruk dalam kesulitan. Sukses dan tidaknya manusia, bukan ditentukan oleh keluarga.
Persoalan yang sering dilupakan oleh orang tua dalam mempersiapkan anak adalah imunitas. Anak-anak saat ini mudah menyerah dan tidak setangguh orang tua, kala berjuang menggapai cita-cita. Anak-anak belum banyak diberi pelajaran tentang pengalaman pahit. Anak-anak sekarang lebih banyak menerima daripada memberi. Anak-anak menjadi konsumtif dan tidak produktif. Anak-anak hidup dalam kondisi serba instan.
Anak-anak yang terbiasa dan terlatih mengisi kegiatan yang baik sejak kecil memiliki modal yang cukup besar. Imunitas (kekebalan) sangat dibutuhkan sejak kecil. Berbeda dengan anak-anak yang serba instan. Apapun sudah tersedia. Ini justru lebih berbahaya jika menghadapi masalah di kemudian hari. Ketangguhannya tidak sehebat mereka yang sudak memiliki kekebalan dalam menghadapi da menyelesaikan masalah.
Dalam sekala nasional bisa dilihat. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Harta, darah, dan nyawa dapat mewujudkan impian menjadi Indonesia merdeka. Tentu atas pertolongan Allah. Itulah perjuangan, setelah bersusah-susah dan berdarah-darah menghadapi kesulitan. Akhirnya berbuah kemuliaan berupa kemerdekaan.
Sebaliknya, sekarang yang terjadi para pemimpin dan penguasa gedung-gedung kehormatan tak setangguh moyangnya. Justru ada kehawatiran yang mendalam. Kemerdekaan yang diraih susah payah akan jadi ajang berebut kekuasaan. Imbasnya adalah generasi akan datang yang tidak bisa menemukan figur panutan. Di layar kaca, di mas media, kekuasaan telah bantak menghancurkan impian masa depan anak-anak kita.
Anak-anak tidak bisa disterilkan dari lingkungan dan pengaruh yang ada. Justru yang penting adalah anak-anak perlu diberi kekebalan. Mereka siap menghadapi tantangan zaman dan tidak terpengaruh dengan potret uram yang ada. Merekalah yang akan mdmperbaiki kondisi yang ada. Anak-anak kelak bukan pemimpin yang instan, tetapi menjadi pemimpin yang tangguh dan bertanggung jawab.
Diterbitkan Majalah Mayara Januari 2012

1 comment:

Pak RW said...

Alhamdulillah, akhirnya blognya Pak Najib diupdate. Terus posting di blognya.... Jangan lupa kunjungi www.erwesiji.blogspot.com dan www.baliyogya.blogspot.com