Oleh: Drs.
Najib Sulhan, MA
Orang bawah
biasanya suka membicarakan orang lain. Orang menengah biasanya membicarakan
tentang peristiwa. Orang atas biasanya membicarakan tentang gagasan atau
visi masa depan. (Petuah Bijak)
Berbicara sangat erat kaitannya
dengan kebiasaan sehari-hari. Tidak salah jika ada sebuah peribahasa yang
mengatakan, “Bahasa menunjukkan bangsa” yang artinya, kebiasaan menunjukkan
watak seseorang. Jika sesorang memiliki kebiasaan membicarakan orang, maka
sesungguhnya itulah watak yang dimiliki. Begitu juga ketika ada orang yang
biasa berkata dengan perkataan yang berkualitas, maka itu pula watak yang
seseorang.
Perhatikan sebuah ceret, apa yang
keluar dari ceret itulah isi ceret. Jika ceret berisi air kopi, maka yang
keluar air kopi, tidak mungkin air susu. Sama halnya dengan ucapan, apa yang
keluar dari ucapan ituah isi hati. Jika dalam tutur kata senantiasa memiliki
makna, berkualitas, enak didengar, maka sesungguhnya itulah cermin pribadi yang
dimiliki.
Ucapan yang berkualitas adalah
ucapan yang berbobot. Kata-kata berkualitas cermin
dari pandangan seseorang. Orang yang berpandangan maju, berpandangan ke depan,
selalu memiliki visi yang jelas, kata-kata yang dipilih selalu mengandung makna
yang positif. Bahkan kata-kata yang positif itu mampu mempengaruhi orang lain.
Setiap perkataan yang terucap selalu memiliki makna dan tujuan. Allah berfirman
di dalam surat Al-Muzammil ayat 5 yang artinya, ”Sesungguhnya Kami akan
menurunkan kepadamu perkataan yang berat/berbobot/berkualitas.
Ucapan yang berkualitas tidak membuat orang lain celaka,
tidak membuat orang lain tersinggung, tidak membuat orang lain sakit hati.
Ucapan yang berkualitas justru membangkitkan semangat bagi orang yang diajak
berbicara. Ucapan yang berkualitas membangun kesadaran untuk berbuat yang lebih
baik.
Ucapan
yang berkualitas berpijak pada hati yang berkualitas. Hati yang senantiasa
berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran. Hati yang senantiasa berpandangan
positif dalam menyikapi semua yang terjadi. Ucapan yang berkualitas ini
anugerah yang diberikan oleh Allah bagi orang-orang yang membiasakan solat
malam.
Orang
yang senantiasa mengagungkan nama Allah, maka ucapannya akan senantiasa
terjaga. Apa yang diucapkan memiliki makna yang positif. Bahkan apa yang
diucapkan kepada orang lain mengandung nilai-nilai kemuliaan, nilai-nilai
kebenaran. Nilai-nilai yang mengajak ke masa depan.
Memandang orang lain dengan
pandangan yang positif senantiasa melahirkan kata-kata yang berkualitas. Tidak
bisa seseorang memandang diri paling hebat. Dengan memandang diri paling hebat
akan muncul rasa sombong. Selain itu, akan mudah meremehkan orang lain dan
tidak mau menghargai orang lain. Bahkan dengan mudah menghina orang lain.
Orang yang mempunyai kebiasaan untuk
menghina orang lain, menggunjing, dan mencari keburukan orang lain tidak akan
mempunyai kesempatan untuk bisa memperbaiki diri. Akhirnya, akan menjadi orang
yang merugi di kemudian hari dan berada pada posisi yang rendah di mata manusia
dan terhina di hadapan Allah swt.
Lingkungan sekolah yang terbiasa dengan ucapan yang berkualitas, akan membentuk pola pikir yang positif.
Guru senantiasa mengajak kepada anak
untuk membangun cita-cita ke depan, memberikan motivasi yang baik. Begitu juga
antar guru, senantiasa terbangun komunikasi yang saling menyemangati dalam
menyusun program dengan visi yang jelas. Dengan demikian, anak akan terbiasa
dengan pola pikir saling menyemangati,
pola pikir masa depan.
Begitu
juga di lingkungan rumah yang terbiasa dengan ucapan yang berkualitas, akan
membentuk pola pikir yang berkualitas. Orang tua senantiasa mengajak anak
berkomunikasi tentang mimpi-mimpi ke depan. Tentunya bukan dengan bahasa yang
mendekte, tetapi dengan bahasa yang bersahabat kepada anak. Apalagi orang tua
mampu memberikan keteladanan yang baik, maka anak akan mudah menerima penjelasan
dari orang tua.
Ada
kata-kata yang perlu dihindari di dalam berkomunikasi. Kata-kata ini tidak akan
berpengaruh positif kepada diri sendiri
dan orang lain. Justru kata-kata ini akan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Ucapan buruk yang perlu dihindari
antara lain
1.
Menggunjing
Menggunjing
adalah membicarakan kejelekan apa yang dilakukan oleh orang lain. Ketika
seseorang membicarakan kejelekan orang lain, sesungguhnya telah membuka aibnya
sendiri. Seperti sebuah peribahasa, “Menepuk air di dulang, terpercik muka
sendiri.” Tidak ada orang baik yang
hobinya membicarakan orang lain. Jika hal ini dilihat oleh anak, maka anakpun
akan mebiasakan menggunjing temannya. Anak lebih mudah meniru apa yang
dilakukan oleh orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya. Untuk itu kebiasaan
menggunjing perlu dihindari.
2.
Memfitnah
Memfitnah adalah membicarakan
kejelekan orang lain yang tidak sesuai dengan yang dilakukan orang lain. Fitnah
ini termasuk mengarah pada adu domba. Orang yang suka memfitnah sering kali bermula
dari perasaan iri, dengki, yang memicu kebencian. Ucapan yang mengarah pada
fitnah dapat berakibat lebih parah. Dari fitnah terjadi pertengkaran, bahkan
tidak sedikit yang berujung dengan hilangnya nyawa. Untuk itu fitnah harus dihindari.
No comments:
Post a Comment