Drs. Najib Sulhan,
MA
Dunia maya
sering disebut dengan media maya atau internet. Media maya merupakan salah satu
media yang sengaja dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Melalui media
maya, interaksi antara sesama yang berada di tempat yang berbeda dengan tingkat
yang beragam dapat dilakukan. Itulah
sebabnya, internet lebih cenderung disebut dengan dunia maya atau cyber
world.
Munculnya
dunia maya berdampak besar dalam kehidupan manusia. Satu sisi bermanfaat bagi
manusia. Namun di sisi yang lain sebagai pemicu masalah yang cukup berbahaya.
Dilihat dari manfaat, maka dunia maya sebagai simbul globalisasi. Apapun yang
terjadi di dunia, tanpa ada skat, semua bisa dilihat, semua bisa diperoleh
informasi dengan cepat. Bahkan bagi anak sekolah, informasi tentang pengetahuan
dunia dengan mudah bisa didapat.
Sisi
lain dari dunia maya adalah sebagai memicu bahaya, terutama informasi terkait
pornografi. Dalam sebuah penelitian, Indonesia termasuk negara yang paling
banyak pengguna sarana informasi teknologi (IT). Namun demikian, justru banyak
informasi negatif yang dicari. Pornogarfi dan pornoaksi menjadi sasaran utama,
terutama bagi anak-anak remaja. Padahal kalau tahu resiko pornografi, sungguh
ini sangat berbahaya.
Banyak
hal yang perlu diwaspadai terkait dengan pornografi. Seorang pakar neuroscience
dari California, AS, Dr. Judith Reisman mengatakan, bahwa ilmu saraf mutakhir (neuroscience)
membuktikan sebuah image yang menggetarkan reaksi yang bersifat instan, namun
meninggalkan jejak ingatan permanen pada memori. “Sekali saja cairan zat kimia
saraf tercipta, maka ia akan sulit bahkan tidak mungkin bisa dihapus. Ada
semacam fenomena ‘sabotase otak’ yang aneh. Gambar porno memiliki image yang
kuat. Ia meninggalkan ingatan yang kuat karena tekanan hormone libido, dan
berpotensi memicu ketagihan.
Kata
Dr. Mark B. Kastleeman, pakar adiksi pornografi dari USA, “Banyak orang yang
mengabaikan dampak pornografi, padahal efek negatifnya lebih besar daripada
narkoba dalam hal merusak jaringan otak. Jika pengguna narkoba, ada tiga bagian
otak yang dihancurkan. Sementara yang ketagihan gambar porno, menyebabkan
kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak
yang tepat di belakang dahi).
Kerusakan
otak yang diakibatkan oleh kecanduan narkoba membuat prestasi anak menurun.
Orang tidak bisa lagi membuat
perencanaan, tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan emosi, tidak bisa
mengambil keputusan yang baik. Dampak lebih jauh, terjadinya kasus asusila yang
merata di berbagai belahan bumi nusantara. Aborsi yang berbahaya dari sisi
agama maupun kesehatan pun sulit dihindari. Bahkan mewabahnya
penyakit Human Immunodeficiany Virus (HIV) dan Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini dipicu dari
melihat gambar porno dan dilanjutkan dengan pergaulan sex bebas.
Hasil
survey Komnas Perlindungan Anak tahun 2008 di 17 Kota besar di Indonesia.
Sebanyak 62,7% remaja pernah melakukan hubungan pranikah. Ada 21,2% remaja
mengaku pernah aborsi. 93,7% pernah melakukan adegan berciuman. Ada 97% remaja
pernah menonton video porno atau film porno.(Sindo, 12/2/2012).
Data
yang tergambar di atas menunjukkan betapa besarnya pengaruh gambar porno.
Bahkan seorang pakar psikologi Elly Risman mengatakan bahwa kerusakan otak yang
dipicu oleh kecanduan nonton video porno sama dengan rusaknya otak karena
kecelakaan. Sungguh ini sangat mengerikan. Lalu bagaimana nasib anak-anak kita
dengan pengaruh dunia maya yang sangat berbahaya ini?
Di era globalisasi, dunia maya bukan barang
aneh lagi. Justru menjadi aneh jika saat ini masih ada remaja yang belum
mengenal dunia maya. Untuk membuka informasi melalui internet, anak-anak tidak
lagi harus keluar rumah. Di dalam rumah,
di kamar, semua informasi sudah bisa diperoleh. Ada sebuah istilah, “dunia
dalam genggaman”. Artinya, hanya dengan membuka HP yang ada di genggaman, sudah
bisa diketahui informasi dunia.
HP
bukan lagi menjadi barang mahal. Dengan uang 500.000, anak-anak sudah bisa
memiliki HP yang bagus. Bahkan ada yang lebih murah dari itu. HP juga telah
dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Untuk internet, anak-anak tidak perlu
harus keluar rumah atau membeli laptop. Dengan mudah memanfaatkan fasilitas
yang ada di HP. Pendek kata, pengguna HP telah dimanjakan dengan fasilitas apa
saja yang ada di dalamnya.
Justru
HP yang dilengkapi dengan fasilitas internet telah banyak menjadi pemicu
masalah. Hampir setiap kali saya memberikan materi “parenting”, ada yang
menangis karena problem yang terjadi pada anaknya. Lagi-lagi pemicunya adalah
masalah penyalahgunaan HP yang dipakai untuk browsing internet. Tidak sedikit
anak yang menyimpan gambar-gambar porno. Banyak diantara orang tua yang kaget saat tahu apa yang tersimpan di
dalam HP anaknya. Berbagai reaksi dilakukan orang tua saat melihat ada gambar-gambar
porno di dalam HP anak. Ada orang tua marah-marah. Ada juga yang tanpa banyak
bisara, tetapi menangis. Bahkan ada yang langsung kaget dan pingsan saat
melihat gambar yang ada di HP dalam HP sang anak.
Sebagai
bentuk cinta kepada anak, orang tua perlu waspada terhadap bahaya gambar porno.
Apa itu yang di televisi maupun yang ada di internet. Lebih-lebih terkait
dengan HP yang banyak disalahgunakan oleh anak. Jika dianggap belum dibutuhkan,
sebaiknya orang tua waspada terhadap pemberian HP ke anak. Lihat dari sisi
manfaat dan hidari sekedar gaya hidup yang mengundang bahaya.
No comments:
Post a Comment