Oleh: Drs,
Najib Sulhan, MA
Setiap orang mendambakan hidup
sukses. Namun banyak orang yang putus asa karena merasa tidak mempunyai banyak
modal. Mereka menganggap bahwa sukses itu milik anak yang hasil UN bagus,
sehingga berbagai cara dilakukan. Ada juga yang menganggap sukses milik anak
yang cerdas. Begitu juga anak yang orang tuanya berduit pasti sukses. Padahal,
semua orang mempunyai hak untuk hidup sukses.
Sesungguhnya
kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh UN. Jangankan untuk menentukan
kesuksesan, UMPTN saja tidak siap dengan menerima hasil UN. Artinya, untuk
masuk ke Perguruan Tinggi tidak menggunakan hasil UN, tetapi harus melalui
jalur tes. Ini menunjukkan bahwa UN belum bisa menjadi standar yang bagus dalam
menentukan kelulusan anak.
Sukses
sesungguhnya tidak bisa ditentukan oleh nilai
akademik. Banyak anak yang pandai, selalu rangking di masa sekolah, ternyata
juga tidak lebih sukses dari yang
biasa-biasa saja. Justru kecerdasan spiritual dan emosional jauh lebih berpeluang
sukses dibanding kecerdasan intelektual. Untuk itu jangan berkecil hati jika
ketika dibangku sekolah tidak rangking atau tidak menjadi juara kelas.
Sukses juga tidak ditentukan oleh keturunan.
Tidak sedikit orang yang terlahir dari keluarga kaya, mengalami kegagalan
hidup. Sementara banyak orang yang terlahir dari keluarga tidak mampu, yang hidupnya
biasa-biasa saja, justru menjadi orang sukses. Untuk itu tidak perlu berkecil
hati jika terlahir dari keluarga kurang mampu. Justru bersedihlah ketika di
akhir hayat hidupnya melarat. Teruslah berusaha dengan keyakinan yang kuat.
Sukses
tidak ditentukan oleh kesempurnaan tubuh. Banyak orang yang memiliki fisik
kurang sempurna, tetapi bisa mengukir prestasi dunia. Bisa menjadi sukses pada
bidang yang ditekuninya. Sementara, banyak orang yang memiliki fisik sempurnah,
tetapi gagal dalam mengarungi kehidupan.
Seolah-olah mereka tidak mempunyai visi dalam kehidupan yang ada. Untuk
itu tidak perlu berkecil hati jika ada yang terlahir dengan kondisi fisik yang
kurang sempurna. Sadari bahwa setiap kekurangan pada diri manusia, juga ada
kelebihan, Itulah potensi yang harus terus dipacu.
Di
dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 4 sampai 7 Allah memberikan kata kunci
bagi orang yang ingin sukses, “Sesungguhnya di samping kesulitan ada
kelapangan. Sesungguhnya di samping kesulitan ada kelonggaran. Kerena itu, bila
engkau telah selesai dari satu pekerjaan, segeralah mengerjakan pekerjaan
berikutnya dengan tekun. Namun kepada Tuhanmu sajalah kamu mengharapkan balasannya.”
Dari
ayat di atas, ada beberapa pelajaran sebagai jalan menggapai sukses. Pertama,
Untuk menggapai sukses dibutuhkan kerja keras, bukan malas. Orang-orang yang
sukses kebanyakan mempunyai pengalaman hidup yang penuh perjuangan. Banyak
menemukan masalah dan terus belajar menyelesaikan masalah. Namun sayang, banyak
orang tua yang sukses lupa pada jejak perjuangannya sehingga anaknya tidak
dilatih untuk bekerja keras dan hanya menikmati kekayaan yang ada.
Albert
Eistain seorang ilmuwan fisika yang dianggap sebagai manusia tercerdas abad 20
menyampaikan pesan lewat kata bijaknya, “Kesuksesan ditentukan 99% kerja keras
dan 1% kecerdasan. Sedangkan Mahatma Gandhi, Perdana Menteri India pernah
mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan diperlukan proses dan kerja keras.
Sesungguhnya kepuasan itu terletak pada usaha bukan pada hasil.
Kedua, Orang yang bekerja keras itu mempunyai mimpi, keinginan, atau
cita-cita. Untuk apa bekerja kalau tidak ada sesuatu yang hendak diraih.
Belajar dengan sungguh-sungguh pasti ada keinginan untuk memperoleh prestasi
tertinggi. Kalau tidak mempunyai keinginan itu, maka cukup hanya mencari
contekan teman dengan hanya bermalas malasan. Ada sebuah kata bijak, “Tidak ada
sesuatu yang terwujud, bila kita tidak pernah bermimpi”. Untuk itu berawal
dari mimpi, sebagai tangga menggapai
sukses.
Ketiga, konsisten terhadap mimpi, keinginan, atau cita-cita. Orang-orang
yang konsisten atau vokus dan tekun pada apa yang diinginkan atau minat, akan
mampu mencapai kondisi terbaik. Apalagi dengan modalitas potensi atau bakat
yang sudah dimiliki.
Keempat, disiplin dan ulet. Untuk menuju pada apa yang menjadi vokus,
kadang rintangan menghadang. Untuk itu dibutuhkan kerja yang disiplin dan ulet.
Selesai satu urusan dikerjakan urusan yang lain. Allah mengajarkan kepada umat
manusia agar memiliki etos kerja.
Kelima, mohon pertolongan kepada Allah. Apapun yang terjadi pada manusia,
tidak lepas dari campur tangan Allah. Jika ada orang yang hanya bekerja keras
tanpa berdoa, itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang sombong. Atau ada orang
yang hanya mohon kepada Allah tanpa bekerja, itu tergolong orang yang malas.
Bekerja keras dan bermohon kepada Allahlah cara terbaik untuk menggapai sukses.
Dengan
konsep Al-Qur’an, maka sesungguhnya semua orang
mempunyai peluang untuk bisa menggapai sukses. Kerja keras, mimpi atau
keinginan yang jelas, konsisten dan
vokus, disiplin dan ulet, serta berharap pertolongan Allah merupakan kunci yang
bisa dijadikan panduan. Sebaliknya, kegagalan disebabkan abai terhadap konsep
Al-Qur’an.