Ada sebuah kata bijak yang disampaikan oleh Ma’ruf Musthafa Zurayq, Guru besar pendidikan dan psikologi Universitas Dar al-Muallimin Dasamkus, ”Jika cinta tidak diajarkan di rumah, hampir tidak masuk akal untuk mempelajarinya di manapun.” Kalimat ini menjadi kata kunci kita sebagai orang tua dalam membangun kasing sayang antar sesama. Dan itu bermula dari lingkungan keluarga.
Tidaklah berlebihan jika rumah menjadi sumber kasih sayang dan cinta. Di rumah inilah seorang anak akan menerima kasih sayang dan cinta. Di rumah inilah anak akan melihat proses kasih sayang antar sesama di bangun. Perilaku anak muncul dari kasih sayang yang diterima oleh orang-orang terdekatnya, dialah orang tua, ayah dan ibu. Penerimaan orang tua terhadap kehadiran sang anak menjadi penguat anak dalam melangkahkan kaki.
Kedekatan anak dengan orang tua ditentukan oleh kasih sayang dan cinta. Jika orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang, maka anak akan memiliki kasih sayang kepada orang tua. Sebaliknya, jika kasih sayang dan cinta yang dibangunorang oleh orang tua rapuh, maka ini awal dari kerenggangan anak dengan orang tua.
Kasih sayang dan cinta orang tua terhadap anak banyak terlihat di dalam komunikasi. Meskipun materi yang diberikan kepada anak tidak kurang, bahkan berlebihan, tetapi komunikasi yang dibangun tidak mencerminkan cinta kasih, maka semua itu tidak ada arti.
Komunikasi bukan persoalan yang kecil dalam membina keharmonisan rumah tangga. Komunikasi sebagai kata kunci dalam membentuk prilaku kasih sayang dan cinta. Baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Dengan komunikasi yang baik akan terbentuk hubungan yang baik antar sesama. Sebaliknya, meskipun mempunyai tujuan yang baik, tetapi cara komunikasi yang kurang baik akan berakibat kurang baik.
Kehangatan komunikasi antar anggota keluarga akan mewarnai pola pikir penghuninya. Canda tawa antara orang tua dan anak, antara ayah dan ibu adalah wujud kehangatan komunikasi. Ketika rumah sudah kehilangan kehangatan dalam komunikasi. Canda tawa mulai hilang dari lingkungan keluarga, maka bersamaan dengan itu kasih sayang mulai menghilang. Lalu ke mana anak-anak kita mencari kehangatan komunikasi?
Kadang-kadang kesibukan telah melupakan komunikasi yang harmonis dalam rumah tangga. Masing-masing anggota keluarga sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Ayah sibuk di kantor dengan tugas yang menumpuk di meja. Tahu-tahu di rumah, wajah ayah sudah membawa beban yang luar biasa. Begitu juga ibu sibuk dengan tugasnya sendiri. Lalu ke mana anak-anak bisa mengadu?
Pada saat seperti itu, si anak sudah mulai kehilangan figur yang paling dicintai, yaitu oang tua, ayah dan ibu. Saat itu pula orang tua sudah mencari alternatif, yang paling mudah adalah pembantu. Dengan pembantu, orang tua sudah merasa aman karena anak sudah ada yang menjaganya.
Bagaimanapun cinta dan kasih sayang pembantu tak ada bandingnya dengan cinta orang tua. Meskipun katakanlah si pembantu adalah pembantu terbaik, tetapi tetap saja tidak bisa menggantikan posisi orang tua. Peran pembantu dalam hal ini hanya meringankan beban orang tua dalam urusan tertentu. Namun perlu diketahui, untuk urusan pendidikan anak, peran orang tua belum bisa digantikan oleh pembantu. Jika orang tua memaksakan kehendak maka suatu saat akan terjadi perilaku yang dapat merugikan orang tua sendiri.
Ketika orang tua sudah mengambil alih fungsi dan peran orang tua dalam pengasuhan anak, pendidikan anak, hal ini akan menjadi bermasalah. Apalagi jika suatu saat anak sudh tidak lagi mempedulikan orang tua. Apa mau orang tua, anak tidak mau tahu, maka ini awal dari persoalan yang perlu dipertanyakan. Anak sudah lebih dekat dengan pembantu. Anak lebih cenderung mengikuti perilaku pembantu yang memberi kasih sayang lebih dibanding dengan orang tua sendiri.
Sekali lagi, orang tua adalah pemilik kasih sayang dan cinta bagi anak. Apapun alasannya, anak tetap tidak suka jika diabaikan oleh orang tua. Kesibukan orang tua tidak harus memutuskan komunikasi dengan anak. Komunikasi menjadi kata kunci bentuk kasih sayang dan cinta. Jika komunikasi dilandasi oleh rasa cinta dn kasih sayang, maka akan terbangun kehangatan, meskipun jarak agak berjauhan. Inilah yang perlu diperhatikan adalah membangun cinta dan kasih sayang dalam rumah.
No comments:
Post a Comment