Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah (dalam menghadapi ujian) dengan sabar dan mengerjakan salat. Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153)
Semua orang berharap mempunyai anak yang mudah diatur, sholeh, dan cerdas. Namun untuk sampai ke tangga yang diharapkan itu, ada serangkaian ujian yang harus dilalui oleh orang tua. Ada orang tua yang dengan mudah untuk mencapai yang diharapkan, tetapi tidak sedikit orang tua yang harus berjibaku menghadapi ujian hingga mendapatkan apa yang diharapkan. Namun banyak pula orang tua yang menyerah dan tidak berdaya menghadapi ujian ini.
Anak, bagaimanapun keadaannnya adalah darah daging yang akan menjadi generasi penerus. Memang, ketika anak memberikan agenda yang menjengkelkan, terkadang orang tua merasa kesal. Namun sekali lagi, dia adalah anak yang menjadi investasi bagi orang tua. Persoalan yang diberikan oleh anak kepada orang tua merupakan bagian dari perjuangan hidup.
Semua orang berharap mempunyai anak yang mudah diatur, sholeh, dan cerdas. Namun untuk sampai ke tangga yang diharapkan itu, ada serangkaian ujian yang harus dilalui oleh orang tua. Ada orang tua yang dengan mudah untuk mencapai yang diharapkan, tetapi tidak sedikit orang tua yang harus berjibaku menghadapi ujian hingga mendapatkan apa yang diharapkan. Namun banyak pula orang tua yang menyerah dan tidak berdaya menghadapi ujian ini.
Anak, bagaimanapun keadaannnya adalah darah daging yang akan menjadi generasi penerus. Memang, ketika anak memberikan agenda yang menjengkelkan, terkadang orang tua merasa kesal. Namun sekali lagi, dia adalah anak yang menjadi investasi bagi orang tua. Persoalan yang diberikan oleh anak kepada orang tua merupakan bagian dari perjuangan hidup.
Allah begitu mudah untuk menjadikan semua anak menurut, baik, dan sesuai dengan harapan orang tua. Namun justru yang diberikan adalah serangkaian persoalan yang harus dipecahkan. Tentu ini menjadi taruhan orang tua sebagai bukti kesabaran.
Pada tingkatan tertentu orang tua akan merasa kesal terhadap agenda persoalan yang diberikan oleh sang buah hati. Namun setelah memahami dan menyadari bahwa apapun yang terjadi dia adalah anak yang perlu diselamatkan, maka dituntut satu kesabaran yang tinggi. Karena dengan kesabaran itulah manusia akan mendapatkan pertolongan dari Allah. Keyakinan inilah yang akan memperkuat orang tua dalam pengasuhan.
Seorang ulama, K.H. Dindin Solahudin dalam bukunya, ”La Tahzan For Parenting” menyatakan bahwa kesabaran yang baik, bermutu, dan terpuji itu sejatinya tidak mengenal kata habis, putus asa, dan menyerah. Ini artinya, bahwa orang tua yang memiliki kesabaran yang bermutu tinggi dan terpuji tidak akan mengenal putus asa dalam mendidik anaknya, meskipun agenda permasalahan selalu diberikan oleh anaknya. Ini adalah bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yang beriman.
Jauhkan pandangan bahwa kesabaran itu merupakan bukti sebuah kelemahan bagi orang tua dalam mendidik anak. Justru sabar adalah bukti kecintaan, ketahanan, dan kekuatan orang tua di dalam mendidik anak. Kekerasan bukanlah jalan terbaik untuk menangani anak-anak yang mempunyai masalah.
Seringkali kita menghadapi agenda permasalahan anak. Agenda permasalahan itu terkadang muncul dari internal anak kita. Namun tidak jarang permasalahan itu dorongan dari luar. Permasalahan dari luar biasanya tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang telah mempengaruhinya. Sehingga anak-anak kita menjadi anak yang berusaha mencari identitas diri, ingin mendapatkan pengakuan. Kalau seperti ini orang tua betul-betul dituntut untuk memahami, mempelajari, dan menjadi teman untuk bisa menyelasaikan permasalahan yang dihadapi. Untuk masalah ini juga membutuhkan kesabaran.
Perlu difahami bersama bahwa sabar bukan menunjukkan seseorang itu lemah, justru sabar adalah bukti bahwa orang tua mempunyai kekuatan, dan keteguhan dalam mendidik anaknya. Sabar merupakan sikap positif yang dimiliki oleh orang tua. Dengan bersikap sabar, maka banyak manfaat yang didapatkan. Sabar akan selalu berbuah kemuliaan dan yakin bahwa Allah selalu menolong orang yang sabar asalkan dengan sandaran yang kuat yaitu dengan salat dan selalu minta pertolongan kepada-Nya.
Dimuat di MAJALAH MAYARA
Bulan Agustus 2011
Pada tingkatan tertentu orang tua akan merasa kesal terhadap agenda persoalan yang diberikan oleh sang buah hati. Namun setelah memahami dan menyadari bahwa apapun yang terjadi dia adalah anak yang perlu diselamatkan, maka dituntut satu kesabaran yang tinggi. Karena dengan kesabaran itulah manusia akan mendapatkan pertolongan dari Allah. Keyakinan inilah yang akan memperkuat orang tua dalam pengasuhan.
Seorang ulama, K.H. Dindin Solahudin dalam bukunya, ”La Tahzan For Parenting” menyatakan bahwa kesabaran yang baik, bermutu, dan terpuji itu sejatinya tidak mengenal kata habis, putus asa, dan menyerah. Ini artinya, bahwa orang tua yang memiliki kesabaran yang bermutu tinggi dan terpuji tidak akan mengenal putus asa dalam mendidik anaknya, meskipun agenda permasalahan selalu diberikan oleh anaknya. Ini adalah bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yang beriman.
Jauhkan pandangan bahwa kesabaran itu merupakan bukti sebuah kelemahan bagi orang tua dalam mendidik anak. Justru sabar adalah bukti kecintaan, ketahanan, dan kekuatan orang tua di dalam mendidik anak. Kekerasan bukanlah jalan terbaik untuk menangani anak-anak yang mempunyai masalah.
Seringkali kita menghadapi agenda permasalahan anak. Agenda permasalahan itu terkadang muncul dari internal anak kita. Namun tidak jarang permasalahan itu dorongan dari luar. Permasalahan dari luar biasanya tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang telah mempengaruhinya. Sehingga anak-anak kita menjadi anak yang berusaha mencari identitas diri, ingin mendapatkan pengakuan. Kalau seperti ini orang tua betul-betul dituntut untuk memahami, mempelajari, dan menjadi teman untuk bisa menyelasaikan permasalahan yang dihadapi. Untuk masalah ini juga membutuhkan kesabaran.
Perlu difahami bersama bahwa sabar bukan menunjukkan seseorang itu lemah, justru sabar adalah bukti bahwa orang tua mempunyai kekuatan, dan keteguhan dalam mendidik anaknya. Sabar merupakan sikap positif yang dimiliki oleh orang tua. Dengan bersikap sabar, maka banyak manfaat yang didapatkan. Sabar akan selalu berbuah kemuliaan dan yakin bahwa Allah selalu menolong orang yang sabar asalkan dengan sandaran yang kuat yaitu dengan salat dan selalu minta pertolongan kepada-Nya.
Dimuat di MAJALAH MAYARA
Bulan Agustus 2011
No comments:
Post a Comment