“Allah meneguhkan
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia
dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat
apa yang dia kehendaki. (Q.S. 14/Ibrahim: 27)
Ucapan yang meneguhkan adalah
ucapan yang mampu mengokohkan keyakinan
seseorang. Orang-orang yang beriman senantiasa yakin terhadap apa yang
dilakukan. Orang-orang yang beriman senantiasa diberi keyakinan yang kuat dalam
menjalani hidup. Sandaran utama adalah kekuasaan Tuhan. Apapun yang dilakukan,
Tuhan jua yang akan menentukan.
Orang-orang seperti ini tidaklah takut dengan hambatan yang akan ditemui,
karena yakin Tuhan pasti membantu.
Semua orang mempunyai hak untuk
hidup sukses. Sukses tidak ditentukan oleh keturunan. Banyak orang-orang yang
hidup dalam kondisi keterbatasan bisa meraih sukses. Sukses juga tidak
titentukan oleh kesempurnaan tubuh. Ternyata banyak orang-orang yang memiliki
keterbatasan fisiknya, ternyata juga sukses. Sukses lebih banyak ditentukan
oleh keyakinan yang ada di dalam fikiran.
Justru yang banyak menghambat orang sukses adalah pola
pikir yang tidak mau sukses. Tidak yakin bahwa dirinya bisa sukses. Merasa dari
kalangan kurang mampu, pola pikirnya terbatas dan tidak mau bercita-cita
tinggi. Yang ada di dalam pikiranb adalah pasrah pada keadaan yang ada.
Anak-anak tidak boleh menyesal terlahir dari kondisi orang tua yang terbatas,
tetapi anak-anak akan menangis jika tidak mempunyai keyakinan untuk sukses.
Sebaliknya, ketika anak sudah
mempunyai keinginan yang tinggi, terkadang orang tua yang memberikan ucapan
melemahkan sehingga keinginan itu patah di tengah jalan. Sejak kecil, sebaiknya
kita memberikan kesempatan kepada anak untuk bercita-cita yang tinggi. Di
sekolah, guru mengajak kepada anak untuk bercita-cita yang tinggi. Begitu juga
di rumah, orang tua memberikan dorongan agar anak-anak mempunyai cita-cita yang
tinggi. Selanjutnya apa yang menjadi cita-cita itu diteguhkan agar anak-anak
semakin kokoh keyakinan dalam mewujudkan cita-cita itu.
Orang-orang yang hidup serba keterbatasan kadang merasa
tidak pantas hidupnya sukses. Kadang kurang percaya diri ketika ingin hidupnya
lebih sukses. Padahal sukses itu milik semua orang yang ingin sukses. Dan
ucapan yang meneguhkan (qoulan Tsabitan) adalah komunikasi yang mampu
mengokohkan keyakinan pada anak.
Hal yang sederhana ketika ada anak tukang becak, anak
pembantu rumah tangga, atau pekerja yang gajinya kecil mempunyai cita-cita
tinggi, kadang orang tuanya minder. Kata-kata yang sering diucapkan, antara
lain: “Sudahlah Nak, kamu ini anak tukang becak, mana mungkin kamu bisa sekolah
lebih tinggi. Kamu lulus dari SMA saja sudah cukup.” Ada juga yang mengatakan,
“Ah, jangan tinggi-tinggi kamu bercita-cita, nanti kamu kecewa. Kamu itu
anaknya siapa? sadar itu, Nak!”
Kata-kata itu sebenarnya sangat melemahkan anak. Boleh
orang tua hidup dalam keterbatasan, hidup apa adanya. Tetapi anak harus
memiliki mimpi jauh ke depan. Sekali lagi, kesuksesan bukan hanya milik
keluarga kaya, bukan hanya milik orang yang fisiknya sempurna. Kesuksesan milik
orang yang punya mimpi untuk bisa meraih cita-cita yang tinggi.
Kadang orang tua tidak menyadari bahwa kata-kata yang
diucapkan hanyalah akan melemahkan anak. Semangat yang berkobar, padam karena
rasa pesimis oleh kata-kata orang tua. Dalam kondisi seperti ini, sesungguhnya
orang tua ikut andil mengajak anak hidup dalam keterbatasan. Orang tua tidak
memiliki semangat dan tidak bisa menyemangati anak yang ingin menggapai sukses.
Ketika anak mempunyai keinginan yang tinggi, sesungguhnya
orang tua cukup memantapkan langkah anak dengan kata-kata yang meneguhkan,
kata-kata yang menyemangati. Banyak dijumpai orang tua yang hidup dalam
keterbatasan, ternyata melahirkan anak yang sukses. Dengan dorongan kata yang
meneguhkan, dengan doa-doa yang dipanjatkan orang tua, keyakinan anak menjadi
berlipat. Di saat itulah Allah juga meneguhkan anak yang tetap mempunyai
keyakinan yang kuat.
Anak-anak
mempunyai hak untuk hidup sukses di kemudian hari. Untuk itu orang tua haruslah
memberikan dorongan yang meneguhkan impian anak. Hindari kata-kata yang hanya
melemahkan keinginan anak. Kata-kata yang melemahkan hanya akan menjadi
hambatan bagi anak untuk bisa maju.